KM Tanjung Api Tabrak Karang


TOUNA- Kapal Motor (KM) Tanjung Api yang membawa penumpang yang hendak pulang setelah mengikuti pembukaan Festival Bahari Togean (FBT) di Wakai, menabarak karang di tengah lautan, kemarin (24/7). Ratusan penumpang kapal sempat panik dengan peristiwa tersebut.
Kapal yang dinakhodai Ade Syarifudin mulai berlayar meninggalkan pelabuhan Fery Wakai sekira pukul 10.00 Wita. Baru saja sekira sejam mengarungi laut, KM Tanjung Api kandas karena menabrak karang. Jalur yang dilalui rupanya dipenuhi terumbu karang.
Sekira tujuh jam kapal pelayaran Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Luwuk Banggai itu kandas. Baru sekira pukul 19.00 Wita KM Tanjung Api yang baru beberapa bulan beroperasi itu bisa berlayar kembali. Kapal bisa bergerak setelah air laut mulai naik (pasang).
Penumpang kapal yang panik segera mengambil baju penolong (rompi) yang memang tersedia di kapal tersebut. Raut wajah para penumpang terlihat takut karena khawatir akan kondisi kapal yang tidak bisa bergerak di tengah lautan Pulau Batudaka, Kecamatan Togean. Para penumpang yang terlelap tidur terbangun, karena kaget dengan kapal yang tiba-tiba menabrak sesuatu. Sebagian besar penumpang langsung menuju ke samping kiri dan kanan kapal. Mereka ingin menyaksikan yang terjadi.
Kepanikan penumpang tidak berlangsung lama, karena petugas kapal memberi isyarat bahwa kapal tidak masalah dan hanya kandas di terumbu karang. Akhirnya, penumpang melepaskan baju penolong.
KM Tuna Tomini, kapal satu pelayaran sekira pukul 13.00 Wita sempat menarik KM Tanjung Api. Sayang, upaya yang dilakukan tersebut tidak membuahkan hasil. Tali yang digunakan untuk menarik kapal beberapa kali terputus. KM Tuna Tomini lebih kecil dibandingkan kapal yang ditarik.
Untuk mengurangi beban, ABK KM Tanjung Api mengevakuasi sebagian penumpang khususnya perempuan ke KM Tuna Tomini yang hendak berlayar menuju Wakai.
Upaya lain yang dilakukan adalah membongkar karang. Itu dilakukan oleh warga yang tinggal tak jauh dari areal kapal kandas. Namun upaya tersebut tidak juga berhasil. Kapal pun tak bisa bergerak.
Sejumlah penumpang mengaku tak khawatir akan kondisi tersebut. Penumpang justru mengkhawatirkan keluarga mereka yang menanti tiba di Pelabuhan Fery Uebone. ‘’Awalnya memang khawatir pas tadi kandas, tapi kan tidak apa-apa. Justru saya khawatir keluarga di rumah atau yang kini menjemput kami di Pelabuhan Fery Uebone. Sebab, waktu saya di Wakai, saya bilang berangkat jam 10, tapi nyatanya sudah berjam-jam belum tiba. Perkiraan hanya tiga sampai empat jam saja perjalan,” ujar Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Touna, Moh. Syarif Lasawedi.
Persiapan makanan penumpang maupun di kapal habis terjual. Demikian juga dengan berbagai jenis minuman. KM Tanjung Api mengangkut penumpang rombongan provinsi dan rombongan kabupaten.
Penumpang yang dievakuasi oleh KM Tuna Tomini menuju Wakai menurut rencana akan bertolak dari Pelabuhan Wakai hari ini (Senin, 25/7). Sebab, KM Tanjung Api setelah lolos dari jebakan terumbu karang tidak lagi balik ke Wakai menjemput penumpang yang dievakuasi.
Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Drs Dewa Parsana MSi dikonfirmasi malam tadi, membenarkan adanya musibah kapal fery yang menabrak karang di perairan Togean. Sesuai laporan dari Kapolres Touna kata jenderal bitang satu itu, tidak ada korban jiwa dan yang ada kepanikan dari para penumpang. Pasalnya, ratusan penumpang yang diangkut KM Tanjung Api sebagian besar adalah rombongan dari Provinsi dan kabupaten usai menyaksikan pembukaan Festival Bahari Togean.
‘’Semua dalam keadaan selamat dan tidak ada korban jiwa. Kapal bisa ditarik setelah dapat bantuan dari Polisi Air setempat,’’ ujar Kapolda tadi malam. (sut)

Pekan Budaya Sulteng di Ampana dan Wakai

Pekan Budaya dan Pariwisata Sulawesi Tengah X akan diselenggarakan dari tanggal 17-21 Juli 2011 di Ampana dan Wakai, Kabupaten Tojo Unauna.
Kegiatan yang dilakukan antara lain pawai bertema kehidupan di bawah air, pameran seni lukis bertema kehidupan di bawah air, seni kriya bertema kehidupan di bawah air, seni pertunjukan tradisi dan partunjukan masyarakat adat.

Selain itu ada pula partunjukan sastra daerah bertema kehidupan di bawah air, pagelaran tari kreasi bertema kehidupan di bawah air, workshop seni pertunjukan, serta kunjungan wisata ke Wakai untuk menyaksikan pembukaan Festival Togean.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Tengah, Suaib Djafar menjelaskan, acara ini merupakan program tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sulawesi Tengah yang dilaksanakan secara bergilir di setiap kabupaten dan kota di Sulawesi Tengah. Pekan Budaya
telah dilaksanakan berturut-turut pada tahun 2002, 2003, 2005 dan 2010 di Kota
Palu, 2004 di Kabupaten Luwuk Banggai, 2006 di Kabupaten Donggala, 2007 di
Kabupaten Parigi Moutong, 2008 di Kabupaten Tolitoli, 2009 di Kabupaten Buol
dan di tahun 2011 dilaksanakan di Kabupaten Tojo Unauna.

Pada empat kali pelaksanaan sebelumnya atau sejak tahun 2007, acara ini telah
menggunakan pendekatan tematik. Pada Pekan Budaya dan Pariwisata Sulawesi Tengah
X 2011 di Tojo Unauna, tema yang akan diusung adalah kehidupan di bawah air. Hal ini didasari oleh potensi unggulan dari Kabupaten Tojo Unauna di sektor pariwisata dengan mengandalkan keindahan taman bawah lautnya.

Sejak menggunakan pendekatan tematik, penataan festival pekan budaya dan pariwisata Sulawesi Tengah dirancang sedemikian rupa hingga menjadi lebih menekankan pada ekspose keragaman seni tradisi dan perkembangan seni pertunjukan serta seni rupa sebagai sarana pendidikan kebudayaan masyarakat. ini diwarnai dengan kegiatan workshop yang edukatif untuk mengasah sumber daya manusia seniman dan budayawan di Sulawesi Tengah.

Pesona Alam dan Budaya di Festival Bahari Togean 2011


Selesai menggelar acara Pekan Budaya dan Pariwisata, Sulawesi Tengah (Sulteng) punya hajatan yang tak kalah menarik bertajuk Festival Bahari Togean. festival yang akan dihelat mulai 23 - 27 Juli 2011 ini akan memadukan keindahan alam darat maupun bawah airnya dengan keunikan ragam budaya masyarakat bahari.
Festival Togean merupakan ajang tahunan yang digelar Pemkab Tojo-Unauna, festival ini berisi berbagai kegiatan seni-budaya, olahraga tradisional, dan atraksi lainnya. Ada satu tradisi masyarakat suku Bajo yang akan di pertunjukkan pada festival ini adalah dive tradisional. dalam menyelam si penyelam tidak menggunakan alat bantu pernapasan, penyelam dalam dive tradisional ini mampu bertahan di dalam air lebih dari satu jam.
Festival ini juga merupakan salah satu rangkaian acara dalam persiapan pelaksanaan even bahari akbar di Sulteng bernama Sail Tomini 2012. Pesertanya festival yang sudah di gelar sejak 2008 ini berasal dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sulteng, juga akan diikuti oleh perwakilan asal provinsi tetangga. Kepulauan Togean merupakan wilayah kepuluan yang masuk dalam Kabupaten Tojo Unauna. Keindahan alam membuat kawasan ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata favorit terutama mereka yang menyenangi olahraga menyelam. Tidak hanya terkenal di dalam negeri, nama Togean juga terkenal di kalangan wisatawan internasional.
Pemandangan alam, keindahan pantai, keindahan bawah laut, flora dan fauna langka, di tunjang dengan kearifan lokal penduduk asli dengan segala keunikan budayasemakin menguatkan kawasan ini sebagai salah satu destinasi unggulan di Indonesia.
Keunikan-keunikan tersebutlah yang akan menjadi daya tarik dalam festival ini, jadi wisatawan yang mengunjungi togean tidak hanya melihat alam saja tetapi juga kekhasan budaya masayarakat bahari disini bisa diliat "Akan ada parade perahu tradisional, pertunjukkan kesenian juga menampilkan kearifan budaya lokal masyarakat setempat," ungkap Suaib Djafar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Tengah.
Untuk mencapai Kepulauan Togean yang berada di tengah Teluk Tomini, wisatawan dapat melalui beberapa pintu masuk, antara lain Kota Palu kemudian menuju Ampana meliwati jalan darat 350 km, atau Luwuk (ibu kota Kabupaten Banggai yang berada di timur Provinsi Sulteng), dan Gorontalo dengan menggunakan pesawat udara. Dari kota-kota tersebut perjalanan dilanjutkan dengan menyeberang laut menuju Wakai, kota kecamatan di Kepulauan Togean.